Minggu, 03 Maret 2013

frang riberry

Biodata Pemain kali ini akan kembali menyajikan Profil Pemain yang diincar oleh banyak Klub-klub besar yaitu Franck Ribery. Franck Ribery adalah pemain Timnas Perancis yang saat ini bermain untuk Klub Liga Jerman yaitu Bayern Munchen. Pemain yang berposisi sebagai Gelandang ini, memiliki Kecepatan, dan Skill diatas rata-rata, membuat banyak Klub besar Eropa tertarik untuk mendapatkan Jasanya. Franck Ribéry lahir di Boulogne-sur-Mer, 7 April 1983; umur 28 tahun. Bagi kamu yang ingin mengetahui Profil Franck Ribery, Perjalanan Karir, Kehidupan Pribadi, dan Biografi lenkap dari Pemain yang memiliki nama Muslim Bilal Yusuf Muhammad ini. Berikut Profile dan Biography dari Franck Ribery.


Profil Dan Biodata Lengkap Franck Ribery


Nama Lengkap : Franck Ribery
Tempat Lahir : Boulogne-sur-Mer
Tanggal Lahir : 04-07-1983
Kebangsaan : Prancis
Posisi : Gelandang
Bermain di Klub : Bayern Munich

Profil Pemain

Franck Ribéry (lahir di Boulogne-sur-Mer, 7 April 1983; umur 28 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Perancis yang bermain untuk Olympique Marseille pada posisi tengah menyerang atau sayap kiri dan kanan, dan baru-baru ini dinobatkan oleh beberapa media Perancis sebagai penerus dari pemain legenda Zinedine Zidane, karena penampilannya yang terus membaik.

Kehidupan Pribadi


Ribéry lahir pada tanggal 7 April 1983 di Boulogne-sur-Mer dan dibesarkan di lingkungan berpendapatan rendah di pinggiran kota. Ketika ia berumur dua tahun, ia dan keluarganya terlibat dalam kecelakaan mobil di nya kampung halaman, bertabrakan dengan truk. Ribéry mengalami luka wajah serius yang mengakibatkan lebih dari seratus jahitan dan meninggalkan dua bekas luka panjang di sisi kanan wajahnya. Sebelum bergabung dengan Stade Brestois pada tahun 2003, ia bekerja sebagai pekerja konstruksi dengan ayahnya, dimana Ribéry disebut sebagai "pengalaman belajar". saudaranya Adik Ribery yang bernama François juga pemain sepak bola, dan telah bermain untuk klub amatir di Prancis. François bermain untuk Le Touquet Côte d'Opale berbasis di Le Touquet, istri Ribéry's, Wahiba, adalah seorang warganegara Perancis keturunan Aljazair dan pasangan itu memiliki dua anak perempuan. Ribéry menjadi muallaf pada tahun 2007, dan ia mengubah namanya menjadi Bilal Yusuf Muhammad. Ribéry pada bulan Desember 2007 mengenakan sepasang merah MVIII's.

lindergaar

Poker online

Anders Lindegaard Biografi Lengkap

Anders Lindegaard adalah Kiper muda Denmark yang saat ini membela raksasa Inggris Manchester United. Sepeninggal Edwin Van Der Sar, yang memutuskan untuk gantung sepatu, MU kehilangan sosok kiper andalannya. Setan Merah pun memutuskan untuk memboyong De Gea sebagai opsi penggati Van Der Sar. Namun, penampilan yang tidak konsisten kiper muda Spanyol tersebut, membuat Ferguson kini lebih mempercayakan posisi penjaga gawang kepada Anders Lindegaard. Kiper yang bernama lengkap Anders Rosenkrantz Lindegaard ini, lahir di Dyrup, Denmark tanggal 13 April 1984. Bagi kamu yang ingin mengetahui Profil dan Perjalanan Karir dari Anders Lindegaard. Profil Tim dan Biodata Pemain akan memberikan Profil Pemain asal Denmark tersebut. Berikut Profile dan Biography dari Anders Lindegaard.


Profil Dan Biodata Lengkap Anders Lindegaard

Nama Lengkap : Anders Rosenkrantz Lindegaard
Tempat Lahir : Dyrup, Denmark
Tanggal Lahir : 13-04-1984
Kebangsaan : Denmark
Posisi : Kiper
Bermain di Klub : Manchester United

Profil singkat

Anders Rosenkrantz Lindegaard lahir pada 13 April 1984, seorang pesepakbola Denmark yang bermain sebagai kiper sebuah klub besar Manchester United, setelah ditransfer dari Aalesung pada November 2010.

Perjalanan Karir

Karir Senior

2003–2009 Klub (OB) | penampilan (11) | gol (0)
2008 → Klub (Kolding-loan) | penampilan (10) | gol (0)
2009 → Klub (Aalesund-loan) | penampilan (18) | gol (0)
2009–2010 Klub (Aalesund) | penampilan (38) | gol (0)
2011– Klub (Manchester United) | penampilan (0) | gol (0)

Timnas

2002 Denmark U19 | penampilan (2) | gol (0)
2003 Denmark U20 | penampilan (4) | gol (0)
2010–Denmark | penampilan (4) | gol (0)

Demikian sekilas mengenai Profil dan Biodata dari Anders Lindegaard, kiper muda Denmark yang kini membela MU.
Selain memberikan Biografi Anders Lindegaard, kami juga menyajikan Profil dan Biodata pemain sepakbola ternama lainnya yaitu dari Biografi

launching selangkah lebih maju

Per tanggal 20-12-2012 kemarin uda di launching sebuah buku biografi seorang pemain kenamaan di Indonesia Super League... Miljan Radovic... yap, legenda hidup Persib Bandung di ISL 2011 & ISL 2012 yang musim depan sudah tidak memperkuat skuad Maung Bandung di ISL 2013...
Pemain yang menyumbangkan 17 gol dan 20 assists hanya dalam 1,5 tahun berkarir di Persib ini sangat takjub pada kegilaan sekaligus kecintaan penggemar terhadap sepakbola di Indonesia, sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelum menginjakkan kaki dari Eropa ke Timur Jauh....
Banyak cerita dan pengalaman yang menyentuh dari penuturan Radovic di buku biografinya ini... Selain itu, banyak nilai-nilai positif sebagai manusia dan olahragawan yang dapat kita petik dari buku ini... Bahasanya ringan dan mudah dicerna meskipun pada proses penerjemahannya dari bahasa Montenegro ke Bahasa Indonesia tidaklah mudah

Silahkan bagi yang berminat bisa menghubungi nomor yang ane pajang di sini..
Harga buku hanya Rp. 48.000,- belum termasuk ongkir...

Gratis cendol buat setiap pembeli buku biografi Miljan Radovic

biografi sergio van djik

Biografi
sunting

Sergio Lahir di Assen, Belanda pada tanggal 6 Agustus 1982, Banyak yang tidak mengetahui ternyata ibunda dari Sergio sangat mengidolakan Serginho Chulapa (eks-Brazil), terinspirasi dari sang idola sehingga pemilik nama lengkap Serginho Van Dijk ini terlintas seperti nama orang Brazil.

Karir penyerang ini pertama kali tertangkap kamera saat masih memperkuat klub junior FC Groningen tahun 1999. Setahun berikutnya, pemain dengan tinggi 1,85 m ini masuk ke tim senior Tim Hijau. Sayang, selama 2 tahun di Groningen, pemain yang akrab disapa Sergio ini hanya menjaringkan 1 gol dari dua penampilannya.

Tawaran kontrak dari Helmond Sport tak dia tolak. Sergio bergabung dengan tim ini dalam jangka waktu 2002 – 2005 dengan 13 gol dari 82 penampilan. Ketajamannya mulai dicium saat membela FC Emmen setahun berikutnya. Kurun waktu 2005 – 2008 Sergio mencetak 35 gol dari 95 pertandingan. Hal ini menarik scout dari Australia untuk meminangnya bermain di negeri kangguru. Dan akhirnya, tanggal 16 Juni 2008 Sergio resmi berbaju Brisbane Roar dengan durasi 2 tahun dan menjadi pemain Brisbane Roar pertama yang mencetak hatrick saat bersua Sidney FC tanggal 17 Januari 2009.

Awal awal bergabung merupakan hal sulit bagi pemain yang hobi makan nasi goreng ini. Bemain dalam 10 pertandingan, Sergio hanya mampu mencetak 1 gol dan 6 assist. Namun itu berubah pada musim berikutnya. Dengan 9 gol yang dibuatnya menjamin perpanjangan kontrak dari tim yg bermarkas di Brisbane ini. Musim berikutnya merupakan puncak karirnya 16 gol torehannya melambungkan namanya sebagai Top Scorer A-League.

Masuk tahun 2010, Sergio memutuskan bergabung dengan Adelaide United. Belum sempat melakukan debut dengan tim barunya ini, Sergio terbang ke Jakarta untuk mengurus statusnya sebagai pemain naturalisasi dengan harapan dapat membela Timnas Indonesia bertempur di ajang Piala AFF di Jakarta dan Hanoi akhir tahun ini. Di Liga Australia nama Sergio cukup disegani. Dia adalah striker tipikal petarung. Posturnya kuat, punya tendangan kaki kiri yang keras dan tandukan maut. Dia juga pintar mencari ruang di bawah kawalan ketat untuk menciptakan peluang lewat tendangan bebas.

Darah Indonesia memang mengalir melalui kakeknya yang berasal dari Maluku, Sergio juga mengaku jika keluarganya pernah tinggal di Lembang. Sempat di incar Persib Bandung membuat Sergio ingat kedua orang tuanya yang pernah memiliki rumah di kawasan yang terletak di Bandung Utara dan masuk teritorial Pemerintah Kabupaten Bandung Barat itu.

Sergio pun tak memungkiri jika suatu saat nanti akan berkunjung ke Kota Kembang dan tentunya menyisir Lembang yang dikenal memiliki hawa atau iklim cukup sejuk. Akankah kita melihat aksi pemain plontos ini membawa Indonesia Raya berkumandang lagi? Kita tunggu saja.

manchester city

SEJARAH MANCHESTER CITY



City Football Club, 
tidak terlepas dari peran seorang wanita. 
Pada November 1865, 
Arthur Connell diangkat sebagai Kepala Gereja St.Mark's di West Gorton, sebuah distrik di timur Manchester, Inggris. Putrinya Anna Connell (1855-1924) berinisiatif dan memutuskan untuk membentuk sebuah asosiasi yang mendorong para pemuda paroki untuk berolahraga. Saat itu tingkat kejahatan dan pengangguran sangat tinggi. Mereka percaya bahwa olahraga dapat menyatukan dan mengurangi kejahatan di timur Manchester.
Tahun 1868 sudah terbentuk Tim Kriket Gereja St.Mark's dan mulai tahun 1875 tim kriket mulai menambahkan permainan sepakbola yang pada waktu itu mulai populer.
Akhirnya pada tahun 1880 para pemain kriket membentuk tim sepak bola dengan nama St.Marks (West Gordon) dibawah bimbingan William Beastow dan Anna Connell (diyakini sebagai satu-satunya wanita telah mendirikan sebuah klub sepak bola profesional di Inggris).


Tahun 1887 mereka pindah ke markas yang baru di Hyde Road, Ardwick. Nama klub pun berubah menjadi Ardwick A.F.C. untuk menyesuaikan dengan letaknya yang baru. Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football League tahun 1892. Setahun kemudian, musim 1893-94, masalah keuangan membelit klub dan setelah direorganisasi ulang akhirnya mereka berganti nama lagi menjadi Manchester City Football Club.
Masa Pembentukan (1875-1894)
St.Mark's (1880-1887)

Anggota Gereja St.Marks dari Inggris, West Gorton, Manchester, mendirikan klub sepak bola yang sekarang dikenal sebagai Manchester City, untuk tujuan kemanusiaan. Mereka, berusaha untuk mengekang kekerasan geng lokal dan alkoholisme dengan membentuk kegiatan baru untuk pria lokal, sementara pengangguran yang tinggi juga melanda Timur Manchester, khususnya Gorton.

Semua orang dapat mengikutinya, tanpa memandang agama, yang pada abad ke-19 sangat sensitif. Anna Connell secara pribadi mengunjungi setiap rumah di paroki tersebut untuk menarik minat dan keterlibatan, mengundang baik Protestan dan Katolik untuk mengambil bagian dalam kegiatan baru tersebut.
Sebuah klub kriket gereja sudah dibentuk sebelumnya pada tahun 1868. Anna menyampaikan saran kepada pegawai Gereja, William Beastow. Dia menduga bahwa rutinitas sehari-hari laki-laki akan lebih baik bila disalurkan melalui permainan kolektif yang dikelola gereja, melalui permainan olahraga baru, yang semakin populer di akhir abad ke-19 yang disebut dengan 'sepak bola'. Untuk mewujudkan hal tersebut dan sebagai bagian dari keinginan Anna Connell untuk menyembuhkan penyakit sosial, sipir gereja William Beastow dan Thomas Goodbehere memulai menbentuk tim sepak bola geraja yang disebut St.Mark's (West Gorton), kadang dituliskan West Gorton (St.Mark's) pada musim dingin tahun 1880.[5] Anna Connell dikenal sebagai satu-satunya wanita yang membentukan klub sepakbola utama Inggris.
Pertandingan pertama tim tercatat terjadi pada 13 November 1880, melawan tim gereja dari Macclesfield. St.Mark's mengenakan kemeja hitam dengan celana pendek putih. St Marks kalah dalam pertandingan 2-1, dan hanya memenangkan satu pertandingan selama musim perdana mereka di 1880-81, dengan kemenangan atas Stalybridge Clarence Maret 1881.[6]
Pada tahun 1884, klub bergabung dengan klub lain, yaitu Gorton Athletic. Tetapi merger tersebut hanya berlangsung beberapa bulan sebelum klub dibagi lagi. St Mark's menamakan diri mereka dengan Gorton A.F.C sementara Gorton Athletic berubah menjadi West Gorton Athletic.[7] Dengan perubahan nama ini, tim secara bertahap kehilangan sentuhan awal agama mereka, dan nama St.Mark's perlahan memudar, dengan klub sering menempatkan St.Mark's dalam tanda kurung.
Ardwick A.F.C. (1887-1894)
Pada tahun 1887, Gorton A.F.C. berubah status menjadi profesional dan pindah ke tempat baru di Hyde Road Ardwick, dan mengganti namanya menjadi Ardwick AFC untuk mencerminkan lokasi baru di timur kota. Pertandingan pertama mereka di Hyde Road pada 10 September 1887 direncanakan untuk melawan Salford AFC sebagai "grand opening" stadion baru. Tetapi pertandingan tidak jadi dilaksanakan karena Salford AFC tidak dapat bertanding.[8]
Pada tahun 1889 terjadi bencana ledakan tambang batubara dekat Hyde Road yang menyebabkan kematian 23 penambang. Ardwick dan Newton Heath, yang keduanya kemudian menjadi Manchester City dan Manchester United, mengadakan pertandingan persahabatan di bawah lampu sorot, dalam rangka menghimpun dana bantuan bencana.
Pada tahun 1885 diadakan Piala Manchester (Manchester Cup) untuk pertama kalinya. Ardwick AFC menjadi lebih dikenal luas pada tahun 1891, setelah menjuarai Manchester Cup untuk pertama kalinya, mengalahkan Newton Heath 1–0 di final.[9]
Keberhasilan ini berpengaruh terhadap keputusan Football Alliance untuk menerima Ardwick sebagai anggota untuk musim 1891-1892. Pada saat Football Alliance bergabung dengan Football League pada tahun 1892, Ardwick AFC menjadi sebagai salah satu anggota pendiri Divisi Dua.
Masalah keuangan di musim 1893-1894 menyebabkan reorganisasi dalam klub, dan Ardwick berubah menjadi Manchester City, dengan nama resmi Manchester City Football Club Company Limited dan menjadi perusahaan yang terdaftar pada tanggal 16 April 1894.
Masa awal Manchester City F.C (1894-1928)
Masa Perkembangan (1894-1898)
Billy Meredith "The Welsh Wizard" pemain kunci City diawal pembentukan
Mulai tahun 1894 klub ditata ulang oleh manajemen. Manajer Yosua Parlby merekrut Billy Meredith yang berusia 19 tahun dari Northwich Victoria. "The Welsh Wizard" tersebut sangat hebat karena mempunyai telenta yang tinggi dan masa depan yang bagus. Billy bermain untuk tim nasional Wales dan menang pertama kali pada tahun 1895. Namun, ia terus bekerja di bawah tanah sebagai penambang selama seminggu sampai 1896, ketika Manchester City akhirnya bersikeras bahwa dia harus melepaskan pekerjaan tambang batu bara nya.
Klub ini berkembang dengan pesat dan pada tahun 1895, dan sudah menarik lebih dari 20.000 orang sebagai pendukung. Para pendukung Manchester City waktu itu dikenal sebagai penggemar riang klub mereka, sering menyalurkan antusiasme mereka dan menciptakan suasana yang ramai di Hyde Road, dengan terompet. Kadang-kadang sesekali mereka memakai pakaian yang mewah.
Manchester City saat menjuarai Piala FA 1904
Pada tahun 1899, klub menjuarai Divisi II dan berhak promosi untuk pertama kalinya ke tingkat tertinggi dalam sepak bola liga Inggris saat itu, Divisi I.
Klub akhirnya mencatatkan gelar pertamanya pada tanggal 23 April 1904, dengan mengalahkan Bolton Wanderers 1–0 di Crystal Palace dalam sebuah final turnamen sistem gugur paling bergengsi di sepak bola Inggris, yaitu Piala FA atau lebih dikenal dengan FA Cup. Klub nyaris mendapatkan gelar ganda pada tahun 1904 karena mengakhiri liga Divisi I sebagai runner-up pada musim 1903-1904.
Pindah ke Maine Road (1923)
Pada tahun 1920, Hyde Road menjadi stadion sepakbola pertama di luar London yang dikunjungi oleh raja yang berkuasa.[10] Pada tanggal 27 Maret 1920 Raja George V hadir di Hyde Road untuk menyaksikan pertandingan antara Manchester City dan Liverpool.[11]
Bulan November sebuah kebakaran yang disebabkan oleh rokok menghancurkan tribun utama dan akhirnya Manchester City mulai mencari rumah baru. Awalnya diusulkan kemungkinan untuk berbagi Stadion Old Trafford dengan tetangganya, Manchester United. Namun sewa yang diusulkan United terlalu mahal, sehingga Hyde Road diperbaiki dan City terus bermain di Hyde Road.
Rencana untuk pindah dari timur Manchester ke selatan Manchester di Maine Road, Moss Side membuat marah John Ayrton, Direktur Manchester City saat itu. John akhirnya berpisah dari klub dan mendirikan Manchester Central FC, karena merasa harus ada sebuah tim sepak bola dari timur Manchester.
Akhirnya rencana klub untuk pindah ke basis baru di Maine Road, Moss Side diumumkan pada tahun 1922. Pertandingan terakhir Manchester City di Hyde Road adalah pertandingan liga melawan Newcastle United pada 28 April 1923, dan pada bulan Agustus 1923 menjadi pertandingan sepak bola terakhir yang diadakan di Hyde Road. Manchester City memulai musim 1923-1924 di Maine Road, yang saat itu memiliki kapasitas 85.000 dan dijuluki Wembley of The North
Setelah itu beberapa bagian dari Hyde Road masih digunakan. Atap stand utama dijual ke Halifax Town, dan didirikan The Shay Stadium dimana atap stand utama masih digunakan. Selama satu dekade, semua jejak sepak bola menghilang dari Hyde Road. Pada 2008, lokasi bekas lapangan adalah depo bus, sebagai tempat latihan para supir.

Tahun 1926 klub mencapai Final Piala FA, dan mencetak 31 gol dalam 5 pertandingan dalam perjalanan ke final. Namun di pertandingan final City dikalahkan 1–0 oleh Bolton Wanderers. Kekecewaan bertambah, karena di liga City terdegradasi di akhir musim. Tahun 1928 City menjadi juara Divisi II dan kembali promosi ke Divisi I.
Periode 1928-1965
Tim Tahun 1930-an
Pada tahun 1930-an City mulai menjadi penantang serius, dalam berbagai kesempatan di Piala FA. Di tahun 1930-an City mempunyai beberapa nama terkenal seperti Matt Busby yang kemudian menjadi Manager Manchester United, Frank Swift seorang penjaga gawang dengan rentang tangan hingga jari mencapai 12 inci, yang masih dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik sepanjang masa. Kemudian ada striker yang sulit dipahami karakternya tapi rawan cedera yaitu Fred Tilson dan kapten yang sangat berpengaruh yaitu Sam Cowan. Di sebuah pertandingan final, sebelum pertandingan pada saat bersalaman, Sam Cowan memberitahukan kepada Raja dengan mengatakan , "Yang Mulia, ini adalah Tilson. Dia hari ini bermain dengan kaki yang patah".
Cowan menjadi kapten City, menggantikan Jimmy McMullan. Selama menjadi kapten, City mencapai final Piala FA sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah pada tahun 1933, melawan Everton. Selama pertandingan Cowan sering berhadapan langsung melawan Kapten Everton Dixie Dean. Kedua pemain terkenal karena kemampuan mereka dalam menjaga daerahnya. Matt Busby mengatakan bahwa "Cowan bisa menyundul bola sama jauhnya jika kita menendang dengan kaki". Tetapi Dean menang dalam pertempuran udara, mencetak gol kedua Everton dengan sundulan kepala. Kehadiran Dean memberi Cowan dilema, dia terpecah antara tekad untuk tidak meninggalkan Dean dan keinginan untuk membantu menyerang ke depan. Akhirnya Everton menang 3-0.
Tapi pada saat Cowan menerima medali sebagai runner-up dari Duke of York, ia mengatakan bahwa ia akan kembali tahun depan sebagai pemenang. Sesuai dengan perkataan Cowan, City kembali ke Wembley pada tahun berikutnya (1934), dan akhirnya memenangkan Piala FA, Cowan memenuhi janjinya. Klub mengakhiri liga pada tahun 1930 di posisi ketiga, dan kalah tipis dari Arsenal oleh gol Herbert Chapman di menit terakhir pada semi-final Piala FA 1932.
Spesialis Piala FA
Raja George V hadir di Wembley pada Final Piala FA 1934 Manchester City vs Portsmouth
City mendapatkan reputasi sebagai spesialis Piala FA pada tahun-tahun itu. Pada tahun 1934, 84.559 pendukung datang memenuhi Maine Road untuk menyaksikan City melawan Stoke City di perempat final. Rekor kehadiran tersebut masih bertahan hingga saat ini.
Di final Piala FA 1934, Cowan menjadi pemain pertama dan satu-satunya pemain City yang tampil di tiga final Piala FA. Dia adalah kapten saat City menang 2-1 atas Portsmouth. Sebagai kapten tim Cowan sangat bertanggung jawab untuk memotivasi sesama pemain dan menjaga taktik pertandingan. Pada era itu, seorang kapten dapat seperti manager, yang secara administrasi dapat memberikan masukan taktik.
Semusim setelah kemenangan Piala FA, klub mengakhiri liga di urutan keempat pada musim 1934-35 dan gagal memperbaiki rekor Piala FA setelah kalah 1-0 dari Tottenham di babak ketiga. Di musim 1935-1936 berikutnya City harus berjuang untuk mengakhiri liga di posisi kesembilan.
Juara Liga Pertama (1937)
City akhirnya merebut gelar juara liga Divisi I pertama mereka pada tahun 1937 setelah menjadi runner-up dua kali di 1903-04 dan 1920-21, dan berakhir di tempat ketiga sebanyak tiga kali di 1904-05, 1907-08 dan 1929-30. City keluar sebagai juara dan satu-satunya tim dengan mencetak lebih dari 100 gol, serta tidak terkalahkan selama 22 pertandingan di liga.
Juara Bertahan Terdegradasi (1938)
Di musim 1937-1938 berikutnya mereka langsung terdegradasi ke divisi II, kendati mencetak gol lebih banyak dari tim manapun di liga. Peristiwa ini dikaitkan dengan typical City syndrome. City menjadi satu-satunya juara bertahan yang terdegradasi dalam sejarah sepak bola Inggris.
Setelah satu musim di Divisi II, akhirnya liga dihentikan karena terjadinya Perang Dunia II. Selama periode enam tahun, Liga Perang diperkenalkan, namun hal ini hanya bertujuan sebagai olahraga hiburan yang ditujukan untuk memberikan semangat kepada seluruh rakyat di kota-kota di seluruh Inggris. Beberapa pemain memilih untuk bermain untuk City selama perang dan beberapa bermain sebagai tamu untuk tim lain seperti Frank Swift. Sedangkan Jackie Bray bergabung dengan Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force pada tahun 1940 untuk ikut membantu perang dan dianugerahi Medali Kerajaan Inggris karena jasa-jasanya selama perang.
20 tahun kemudian, Manchester City yang terinspirasi kan taktik bernama Revie Plan berhasil masuk final Piala FA 1955. Mereka kalah di final melawan Newcastle United, tapi tahun berikutnya mereka menjuarai Piala FA dengan mengalahkan Birmingham di final 3-1. Partai final tahun 1956 ini termasuk partai final Piala FA yang dikenang orang banyak karena di pertandingan itu kiper City, Bert Trautmann, terus bermain walaupun mengalami patah tulang leher.
Setelah itu City tenggelam dan baru muncul ke permukaan saat Joe Mercer dan Malcolm Allison ditunjuk untuk menjadi duo manajer klub pada tahun 1965.
Periode 1965-2001
Malcolm Allison pada saat City juara Piala Carling 1970
Setelah Joe Mercer ditunjuk sebagai manager, mereka membuat pembelian terpentingnya pada Mike Summerbee dan Colin Bell. Dua musim berikutnya, musim 1967-1968, Manchester City menjuarai divisi satu untuk kedua kalinya. Pada partai terakhir mereka memastikan gelar juara dengan kemenangan 4–3 di kandang Newcastle. Piala dan prestasi pun kemudian mulai mengalir datang. Piala FA mereka raih lagi pada tahun 1969 serta Piala Winners Eropa pertama kalinya mereka raih pada tahun 1970 dengan mengalahkan Gornik Zabrze 2–1 di final.
Rivalitas dengan klub sekota, Manchester United, selalu sengit. Salah satu partai yang banyak dikenang adalah pada partai terakhir di musim liga 1973–1974. Derby panas tak terelakkan tatkala baik City maupun United harus menang agar bisa selamat dari degradasi. Pemain legendaris MU, Denis Law, mencetak satu-satunya gol kemenangan yang juga otomatis melempar rival sekotanya ke divisi 2. Tahun 1976 mereka meraih Piala Liga dengan mengalahkan Newcastle di final 2–1.
Manchester City tidak menghasilkan gelar penting dan hanya timbul-tenggelam di Premiership. Mereka hanya promosi ke divisi utama namun kemudian terdegradasi lagi ke divisi 2. Bahkan pada tahun 1998 mereka terdegradasi sampai ke divisi 3 (Football League One). Setelah kedatangan David Bernstein sebagai chairman yang baru, City pun mulai berbenah.
Periode 2001-Sekarang
Pada tahun 2001, Kevin Keegan ditunjuk untuk menangani Citizens, pada saat itu City bermain di divisi 2 (Football League Championship). Dibawah Kevin Keegen mereka berhasil menjuarai Football League Championship dan mereka pun berhasil promosi ke Liga Utama Inggris.
Maret 2005 Keegan mundur dan Stuart Pearce menggantikannya sebagai caretaker atau manager sementara. Penampilan City yang cemerlang membuat Pearce diangkat sebagai manager penuh dan musim 2005-2006 Pearce membawa City menempati urutan ke-6 Liga Utama. Musim berikutnya penampilan City menurun drastis dan hanya menghuni papan bawah klasemen walaupun tidak sampai terdegradasi. Pearce akhirnya dipecat dan digantikan mantan manajer tim nasional Inggris, Sven-Göran Eriksson. Pada saat itu Manchester City telah dimiliki oleh miliuner ambisius yang juga bekas perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.
Di bawah Eriksson, City tampil perkasa pada awal kompetisi namun mulai kehilangan keseimbangan mulai dari pertengahan kompetisi, walaupun demikian mereka bisa mencapai zona Piala UEFA berkat penampilan fair playnya. Thaksin yang tidak sabaran sudah ingin memecat Eriksson sebelum akhir kompetisi jika saja tidak ditahan oleh fans Citizen yang merasa Thaksin terlalu semena-mena dan tidak memperhatikan keinginan fans City. Pemecatan Eriksson hanya tertunda sebentar dan benar-benar dilakukan saat akhir kompetisi.
Mark Hughes, manager Blackburn Rovers dan juga mantan pemain kesayangan klub sekota Manchester United, ditunjuk untuk menggantikannya. Dibawah Hughes, City berhasil menempati posisi Liga Utama Inggris pada musim 2008-09 dan juga berhasil menembus babak perempat-final Piala UEFA. Hughes hanya bertahan hingga setengah musim 2009–10, dimana ia digantikan oleh Roberto Mancini.
Dibawah Mancini, City berhasil menempati posisi kelima pada Liga Utama Inggris musim 2009–10. Musim berikutnya, City berhasil menjuarai Piala FA setelah mengalahkan Stoke City 1–0 dan berhasil menempati posisi ketiga pada Liga Utama, hanya perbedaan selisih gol saja yang membuat City gagal menggusur Chelsea dari peringkat kedua. Musim 2011–12 menandai keberhasilan City menyudahi 44 tahun puasa gelar juara Liga (terakhir pada tahun 1968) dalam kompetisi yang ketat dengan Manchester United. City berhasil juara dengan perbedaan selisih gol yang lebih baik.
Kepemilikan
Pada 22 Juni 2007 Dewan Klub menyetujui penawaran sebesar 81,6 juta poundsterling oleh milyarder Thailand yang juga mantan Perdana Menteri Thailand untuk membeli City.[14] Akhirnya pada 6 Juli 2007 Thaksin Shinawatra resmi memiliki klub dengan menguasai 75% saham City[15], sehingga klub ini menjadi salah satu klub Inggris yang dimiliki oleh pihak asing.
Pada saat Hughes naik menjadi manajer klub, sebetulnya harta Thaksin sudah di ujung tanduk pembekuan karena tuduhan korupsi selama berkuasa sebagai perdana menteri di Thailand. Thaksin mengerti bahwa posisinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk terus mendanai klub. Akhirnya pada tanggal 23 September 2008 Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pemilik Abu Dhabi United Group resmi memiliki klub, setelah membelinya dari Thaksin Shinawatra senilai 200 juta poundsterling.[16]
Hanya beberapa hari setelah kepastian kepemilikannya atas Manchester City, ia langsung membuat rekor pembelian pemain termahal Inggris dengan pembelian Robinho dari Real Madrid. Rekor harga 32,5 juta pounds itu melampaui harga 28 juta pounds yang ditawarkan Chelsea atas pemain Brazil tersebut.
Warna dan Lambang klub
Seragam kandang Manchester City adalah Biru Langit dan celana Putih. Sejak musim 2011-2012 seragam kandang city baik kaus dan celana mengunakan warna yang sama yaitu biru langit. Asal-usul warna seragam kandang klub tidak jelas, tetapi ada bukti bahwa klub telah menggunakan biru langit sejak 1892 atau sebelumnya.
Sementara itu seragam tandang adalah Merah Marun, atau merah (sejak tahun 1960-an) dan Celana Hitam. Namun dalam beberapa tahun terakhir, beberapa warna yang berbeda telah digunakan. Sebuah brosur yang berjudul Famous Football Clubs - Manchester City diterbitkan pada 1940-an menunjukkan bahwa West Gorton (St. Marks) semula bermain dengan seragam merah dan hitam. Dari laporan yang berasal dari tahun 1884 menggambarkan tim mengenakan kaus hitam membawa salib putih, yang menunjukkan asal klub sebagai sisi gereja.
Ide untuk menggunakan kaus merah dan hitam datang dari mantan asisten manajer Malcolm Allison, yang percaya bahwa dengan mengadopsi warna AC Milan akan mengilhami City untuk mencapai kejayaan.
Lambang

Lambang Manchester City tahun 1960an
Lambang klub saat ini mulai digunakan pada tahun 1997, dikarenakan bahwa lambang sebelumnya tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan sebagai merek dagang. Lencana tersebut didasarkan pada lengan kota Manchester, dan terdiri dari sebuah perisai di depan sebuah elang emas. Fitur perisai kapal pada setengah bagian atas menggambarkan Kanal Kapal Manchester, dan tiga garis-garis diagonal di bagian bawah, menggambarkan kota tiga sungai. Bagian bawah terdapat pita dengan sebuah kata Superbia in Praelio, yang artinya dalam Bahasa Latin adalah Kebanggaan di Pertempuran atau dalam Bahasa Inggris Pride in The Battle. Di atas elang ada tiga bintang tiga, yang murni hanya sebagai dekorasi.
City sebelumnya sudah mempunyai 2 lambang, yang mulai digunakan sejak tahun 1960an dan mulai tahun 1972 sampai dengan tahun 1997. Tapi lambang tersebut tidak digunakan lagi karena tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan sebagai merek dagang.
Lambang Manchester City dari tahun 1972-1997
Akan tetapi, pada kesempatan saat City bertanding di final Piala FA, lambang tersebut tidak gunakan. City menggunakan lambang Kota Manchester pada kausnya sebagai simbol kebanggaan dari kota Manchester pada acara-acara besar. Praktek ini dilakukan karena sebelum tahun 1960an, seragam City tidak menggunakan lambang apapun, sehingga untuk melengkapi sejarah klub digunakanlah Lambang Kota Manchester tersebut.
Lambang Kota Manchester mulai digunakan City pada partai Final Piala FA 1926 hingga partai Final Piala FA 1981 dimana pada saat keduanya tersebut City menjadi runner-up. Pada final Piala FA 2011, City menggunakan kembali lambang biasanya dengan legenda khusus, tetapi Lambang Kota Manchester dimasukkan sebagai logo monokrom kecil di nomor di bagian belakang kaos pemain.

Sumber : http://www.bangmu2.com/2012/06/sejarah-manchester-city.html#ixzz2MYSFRXui

manchester united

CATATAN SEJARAH MAN UNITED (THE TREBLE WINNER)

oleh Manchester United World pada 25 Mei 2012 pukul 19:52 ·
Hari ini tepat 26 Mei, ada peristiwa bersejarah untuk Manchester United yang patut kita ingat. Ada yang tahu?

Hari ini 26 Mei tepat 13 tahun lalu "26 Mei 1999" Manchester United resmi menjadi tim pertama dalam sejarah pesepakbolaan Liga Inggris yang berhasil merengkuh 3 gelar utama, English Premier League, FA Cup & UEFA Champions League "The Treble Winners". Champione!

#TheTrebleWinners adalah momen dimana Manchester United berhasil meraih Titel English Premier League, menjuarai FA Cup dan menuntaskannya dengan torehan emas di pentas UEFA Champions League secara bersamaan di tahun 1999. Champione!

Manchester United, menjadi tim keempat dalam sejarah dan yang pertama dari Liga Inggris yang meraih #TheTrebleWinners ( EPL, FA CUP & UEFA Champions League )

Daftar lengkap tim pernah meraihnya adalah :

1. Celtic FC, 1966-1967 (Skotlandia)
2. AFC Ajax, 1971-1972 (Belanda)
3. PSV Eindhoven, 1987-1988 (Belanda)
4. Manchester United, 1998-1999 (Inggris)
5. FC Barcelona, 2008-2009 (Spanyol)
6. FC Internazionale, 2009-2010 (Italia)


Namun setelah kekalahan melawan Middlesbrough di bulan Desember 1998, Manchester United melewati setiap laga setelahnya tanpa sekalipun kekalahan di EPL. Dalam perjalanannya, United meraih beberapa hasil seri dan kemenangan impresif, salah satunya kemenangan 8-1 atas Nottingham Forest dengan Ole Gunnar Solksjaer mencetak 4 gol dalam 20 menit setelah masuk ke pertandingan sebagai pemain pengganti #20Legend

Diawali dari kancah Liga Inggris di musim 1998/1999, dimana pada EPL musim itu Man.United menderita tiga kali kekalahan. Yaitu away ke Highbury melawan Arsenal, di Sheffield Wednesday dan home di Old Trafford melawan Middlesbrough

Manchester United juga meraih kemenangan di Newcastle, imbang di Leeds dan Liverpool. Dan di pertandingan home United juga memenangkan pertandingan-pertandingan penting dalam perebutan gelar seperti melawan Everton, Aston Villa dan Sheffield Wednesday.

United juga mengalahkan Southampton di depan fans nya yang tercatat sebagai jumlah fans terbanyak dalam stadion di musim itu (55, 316 orang) dan meraih hasil imbang 1-1 melawan Arsenal di Old Trafford.

Menjelang akhir musim, United masih memimpin di klasemen dengan selisih 1 poin dengan rival terdekat, Arsenal yang ada di posisi runner up. Di pertandingan EPL terakhir musim itu, yang juga merupakan pertandingan penentuan, United harus mengalahkan rival sekota Arsenal, yaitu Tottenham Hotspur untuk memenangkan liga


Banyak orang beranggapan bahwa Tottenham tidak akan mengeluarkan permainan terbaiknya karena Tottenham dan Arsenal adalah rival sekota dan saat itu Tottenham memiliki kesempatan untuk menyangkal Arsenal meraih gelar EPL nya

Tetapi yang terjadi sebaliknya. Tottenham Hotspurs tidak ingin dianggap remeh, mereka menunjukkannya dengan bermain impresif di pertandingan itu dan mencetak gol pembuka. Namun David Beckham mencetak gol sebelum half-time dan Andy Cole memastikan kemenangan dengan golnya di menit ke 48 untuk memberikan Manchester United kemenangan, dan memastikan juara Premier League. Tahap pertama dalam upaya meraih treble, sukses diselesaikan.


Untuk yg mau lihat cuplikan pertandingannya, bisa di http://www.youtube.com/watch?v=GoLZoWGtcQU #EPL1999 #TheTrebleWinners

Perjuangan Manchester United di kompetisi FA Cup yang tidak kalah dramatisnya!

Di FA Cup Man.United bertemu Middlesbrough di ronde ketiga, dimana United memenangkan laga dengan skor 3-1 setelah sebelumnya tertinggal 0-1 sebelum turun minum. Di ronde keempat, United bertemu rival abadi, Liverpool di Old Trafford. Pertandingan ini disebut sebagai salah satu pertandingan terbaik diantara keduanya.

Michael Owen mencetak gol pembuka untuk Liverpool di menit ketiga dan skor terus bertahan sampai menit ke 88 ketika Dwight Yorke mencetak gol penyama kedudukan dari tendangan bebas David Beckham dan sundulan Andy Cole.

Beberapa menit sebelum pertandingan berakhir, “The Super Sub” Ole Gunnar Solksjaer mencetak gol kemenangan sehingga pertandingan berakhir 2-1 untuk Manchester United


Setelah mengalahkan Fulham 1-0 di ronde kelima dan ronde keenam dengan pertandingan replay melawan Chelsea di Stamford Bridge dengan kemenangan 2-0, Man.United bertemu rival lainnya yaitu Arsenal di Semifinal FA Cup.

Pertandingan pertama berakhir dengan skor kacamata 0-0, setelah 120 menit Roy Keane mencetak gol yang sayangnya secara kontroversial tidak dianggap karena menurut wasit Keane berada dalam posisi offside. Walaupun ketika dilihat lagi di replay, Keane sama sekali tidak offside.

Di pertandingan replay, Beckham mencetal gol pembuka di menit-menit awal pertandingan, Namun Dennis Bergkamp berhasil menyamakan kedudukan di menit ke 70. Tiga menit berselah, Roy Keane di kartu merah setelah mendapat kartu kuning kedua dan United harus menjalani menit-menit tersisa tanpa dirinya.

Di menit-menit terakhir pertandingan, Phil Neville melakukan pelanggaran di kotak penalti, Arsenal mendapat hadiah penalti. Tetapi Peter “The Great Dane” Schmeichel berhasil menggagalkan penalti yang dieksekusi oleh Dennis Bergkamp yang membuat pertandingan ini berlanjut ke extra-time.

Salah satu peristiwa yang sampai saat ini masih teringat di benak para fans Manchester United terjadi di sini, menit ke 110 Ryan Giggs berlari 70 yards, berhasil menggocek dan menghindari lima defender Arsenal untuk kemudian mencetak gol fantastis yang pastinya menjadi salah satu gol solo-run terhebat dalam sejarah sepakbola dunia

Dengan gol penentu dari Ryan Giggs, Manchester United resmi melaju ke final FA Cup 1999

Di Final FA Cup yang di gelar di Wembley Stadium (masih stadion lama), Man.United berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 2-0, gol dicetak oleh Teddy Sheringham dan Paul Scholes yang kemudian memberikan Manchester United Piala FA Cup, tahap kedua selesai, pada saat itu United sudah bergelar “English Double” (Memenangkan FA Cup dan Premier League di musim yang bersamaan).

Upaya perjuangan merebut trofi  UEFA Champions League

Di UEFA Champions League musim itu, Manchester United berada di satu grup bersama dengan Brondby, Barcelona dan Bayern Muenchen. United memenangkan laga home-away melawan Brondby dan imbang melawan Barcelona juga Muenchen dua kali sehingga masuk ke grup knockout.

Di ronde knouckout, United memenangkan laga melawan Inter Milan di Old Trafford dengan skor 2-0, dua-duanya dicetak Dwight Yorke dan imbang 1-1 di San Siro dengan gol Paul Scholes di akhir pertandingan. Man.United menang agregat 3-1 dan lolos ke semifinal

Di semifinal, United bertemu tim Italia lainnya yaitu Juventus. Pertandingan pertama di Old Trafford berakhir imbang dan pertandingan penentu diselenggarakan di Stadio Delle Alpi. Setelah ketinggalan 0-2 terlebih dahulu, gol dari Roy Keane dan Dwight Yorke berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan dalam posisi itu, United memimpin dengan hitungan away gol yang dapat mengantarkan mereka ke final.

Tapi lebih dari itu, Manchester United berhasil memenangkan pertandingan saat Andy Cole berhasil mencetak gol penentu di menit ke 84. Lagi-lagi, comeback yang fantastis. Man.United pun melaju ke final UEFA Champions League melawan Bayern munich di Camp Nou, Barcelona tanggal 26 Mei 1999. Jika United berhasil memenangkannya, maka impian #TheTrebleWinners benar-benar akan terjadi!

Cuplikan salah satu pertandingan dramatis Man.United 3 vs 2 Juventus #TheTrebleWinners http://www.youtube.com/watch?v=7gehzhS6Vzo


Walaupun Roy Keane dan Paul Scholes, keduanya mendapat larangan untuk bermain di Final karena menerima dua kartu kuning saat melawan Juventus, tetapi Jesper Blomqvist dan Nicky Butt menggantikan mereka di Final.

Di menit keenam, Mario Basler mencetak untuk Bayern Muenchen dari tendangan bebas membuat Muenchen memimpin 1-0. Setelah unggul 1-0, Muenchen melancarkan serangan bertubi-tubi ke gawang Peter Schmeichel yang mengharuskannya membuat beberapa penyelamatan gemilang. Skor tetap 1-0.

Akhirnya Ferguson memutuskan bahwa perubahan di kubu United harus dilakukan jika mereka benar-benar ingin memenangkan laga final ini. Di menit ke 67, Teddy Sheringham masuk menggantikan Jesper Blomqvist dan di menit ke 81, Ole Gunnar Solksjaer masuk menggantikan Andy Cole.

Kedua pemain pengganti inilah yang dianggap sebagai pembangkit momentum, mereka membuat United memainkan kontrol bola, dan inilah dimana comeback terbaik dalam sejarah sepakbola dimulai.


Manchester United mendapatkan corner di awal tiga menit dari injury time yang di berikan. David Beckham mengambilnya dan Peter Schmeichel berlari meninggalkan gawangnya untuk membantu barisan penyerangan yang dianggap sebagai ‘kesempatan terakhir’.

Muenchen mendapatkan bolanya dan mencoba untuk menghalau, tetapi United berhasil mendapatkannya lagi segera setelah Ryan Giggs menembak, tetapi Sheringham datang dan secara langsung menembak bola lagi masuk ke dalam net. GOL!

Kemudian segera setelahnya, Manchester United mendapatkan corner lagi, Beckham kembali mengambilnya, Sheringham berhasil menyundulnya, ke arah Solksjaer, yang kemudian mengarahkan bola tepat ke net gawang Oliver Kahn. United, secara mengejutkan, berhasil memenangkan pertandingan dengan cara yang sangat dramatis. GOL!

Atas pencapaian fantastisnya membawa Manchester United, tim Inggris pertama meraih tiga gelar utama sekaligus yaitu EPL, FA Cup dan UEFA Champions League, Alex Ferguson dianugerahi gelar kebesaran “Sir” sehingga terkenal menjadi Sir Alex Ferguson.

Musim 1998-1999 menjadi salah satu musim terbaik bagi Manchester United atas pencapaian hebatnya dalam sejarah olahraga dunia, khususnya sepakbola. Hingga saat ini, fan Man.United di seluruh dunia masih terus mengingat apa yang tim ini lakukan di tahun 1999.

Senin, 25 Februari 2013

kabar arena

Kapten Inter Milan, Javier Zanetti merasa kaget dengan keputusan Mario Balotelli bergabung dengan AC Milan. Super Mario pindah dari Manchester City pada bursa transfer Januari lalu dan bergabung dengan Rossoneri.
Sebelum memperkuat Milan dan Manchester City, Balotelli sempat menjadi bagian skuad Inter Milan. Pemain 22 tahun ini membela Nerazzurri pada 2006 hingga 2010.
“Saya tidak menduga Balotelli bergabung dengan Milan,” kata Zanetti seperti dilansir Soccerway.
Penampilan Balotelli bersama klub barunya begitu impresif. Pemain internasional Italia ini sanggup membukukan 4 gol dari 3 penampilan awal bersama Rossoneri. Zanetti langsung mewaspadai Balotelli saat bertemu di partai derby akhir pekan mendatang.
“Dia pemain yang hebat. Mudah-mudahan kami bisa bertahan dengan baik saat menghadapi dia dan rekan setimnya,” tegas pemain 39 ini.
Inter akan menghadapi Milan di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu 24 Februari 2013 (Senin dini hari WIB). Inter saat ini berada di peringkat kelima dengan 43 poin dari 25 pertandingan. Sang rival sekota berada di posisi ketiga dengan selisih 1 poin.

informasi transfer pemain part2

Manajer West Ham United, Sam Allardyce, dikabarkan oleh The Mail bahwa dirinya tidak akan diberikan perpanjangan kontrak baru oleh manajemen klub apabila The Hammers tidak dapat bertahan di Premier League pada akhir musim 2012/13. West Ham yang kini berada di posisi ke-11 tabel klasemen, hanya terpaut tujuh angka dari Reading yang berada di posisi ke-18 atau urutan teratas zona degradasi.
Salah satu pemegang saham klub West Ham United, David Gold, telah melakukan diskusi dengan pemilik klub lainnya dan membeberkan hal tersebut kepada media, bila Sam Allardyce masih menginginkan jabatannya sebahai manajer The Hammers musim depan.
"David Sullivan dan saya telah sepakat bahwa permasalahan kontrak Allardyce akan ditentukan oleh posisi klub pada akhir musim ini. Bila ia berhasil membawa klub bertahan di Premier League, maka kesempatannya untuk mendapatkan kontrak baru akan sangat terbuka. Hal ini murni atas keputusan kami dan tidak bermaksud untuk mengalihkan perhatian tim. Kami hanya ingin klub dapat berada di posisi tertinggi yang mereka dapat raih," tutur Gold kepada The Mail.
Sam Allardyce telah mengambil posisi manajer pada awal musim 2012/13 dengan kontrak selama satu musim. Walaupun posisi The Hammers kini berada di peringkat ke-11, namun tim hanya berhasil memenangkan satu dari enam pertandingan terakhir. David Gold pun merasa kecewa atas kekalahan tim dari Aston Villa yang pada saat itu merupakan tim peringkat tiga terbawah.
"Hal ini sangat mengecewakan bagi kami dan fans. Setelah menempuh perjalanan ratusan mil, kami harus melihat tim kami kalah oleh peringakt tiga terbawah Premier League," tutur Gold melalui akun twitter-nya, walaupun pada akhirnya Gold menegaskan bahwa ia masih senang dengan kinerja Allardyce sebagai manajer tim.

informasi transfer pemain

Klub Premier League, West Ham United tampak santai menanggapi kabar yang mengatakan jika mereka sedang dalam tahap proses transfer David Beckham.

Midfielder berusia 38 tahun itu sejak awal musim kerap disebut bakal berlabuh di Boleyn Ground. Beckham memang santer dikabarkan ingin kembali bermain di Inggris, usai tak lagi memperpanjang masa karier di MLS bersama LA Galaxy.

Kehadirannya di kandang The Hammers, pada laga Piala FA antara West Ham versus Manchester United dianggap sebagai salah satu sinyal spekulasi tersebut. Apalagi sebelumnya manajer Sam Allardyce pernah mengungkapkan kans serupa.

Kendati demikian, kubu London timur menilai spekulasi semacam itu adalah hal yang wajar, ketika muncul pada masa bursa transfer. Salah seorang sumber bahkan menyebut jika Beckham enggan bermain untuk The Hammers.

sejarah ac milan

Awal masa terbentuk
Saremo una squadra di diavoli. I nostri colori saranno il rosso come il fuoco e il nero come la paura che incuteremo agli avversari!

Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C. 3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan Inggris dalam skuad inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk Internazionale. Masa GreNoLi
Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker). Tim di masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.
Era Nereo Rocco
Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu, Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4-1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua leg dramatis (3-0, 1-2).
Scudetto kesepuluh dan Seri B
Di tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan “bintang” untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk datang kepada “Rossoneri”: setelah memenangkan musim 1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan terdegradasi kembali.
The Dream Team
Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.
Era Sacchi
Sacchi memenangkan Seri A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990. Skuad kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper : Giovanni Galli
Bek : Mauro TassottiAlessandro CostacurtaFranco BaresiPaolo Maldini
Gelandang : Angelo ColomboFrank RijkaardCarlo AncelottiRoberto Donadoni
Penyerang : Ruud GullitMarco van Basten
Era Capello
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević (’17)(’18), Gianluigi Lentini (’26), Paolo Baldieri (’27)(’48)(’58), Christian Antigori (’68), dan Stefano Desideri (’78).
Masa masa sulit (Tabarez ke Terim)
1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Kristen Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.
2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi direksi harapan.
Era Ancelotti
Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti.
Pasang surut 2006-2008
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.
Pasca-Ancelotti
Era Leonardo
Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang “hijrah ke London”, tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:
Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar eks striker Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro[3]. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2[4]. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc’Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0[5] sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0[6].
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro[7], sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.[8] Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.
Era Allegri
Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City.