Senin, 25 Februari 2013

kabar arena

Kapten Inter Milan, Javier Zanetti merasa kaget dengan keputusan Mario Balotelli bergabung dengan AC Milan. Super Mario pindah dari Manchester City pada bursa transfer Januari lalu dan bergabung dengan Rossoneri.
Sebelum memperkuat Milan dan Manchester City, Balotelli sempat menjadi bagian skuad Inter Milan. Pemain 22 tahun ini membela Nerazzurri pada 2006 hingga 2010.
“Saya tidak menduga Balotelli bergabung dengan Milan,” kata Zanetti seperti dilansir Soccerway.
Penampilan Balotelli bersama klub barunya begitu impresif. Pemain internasional Italia ini sanggup membukukan 4 gol dari 3 penampilan awal bersama Rossoneri. Zanetti langsung mewaspadai Balotelli saat bertemu di partai derby akhir pekan mendatang.
“Dia pemain yang hebat. Mudah-mudahan kami bisa bertahan dengan baik saat menghadapi dia dan rekan setimnya,” tegas pemain 39 ini.
Inter akan menghadapi Milan di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu 24 Februari 2013 (Senin dini hari WIB). Inter saat ini berada di peringkat kelima dengan 43 poin dari 25 pertandingan. Sang rival sekota berada di posisi ketiga dengan selisih 1 poin.

informasi transfer pemain part2

Manajer West Ham United, Sam Allardyce, dikabarkan oleh The Mail bahwa dirinya tidak akan diberikan perpanjangan kontrak baru oleh manajemen klub apabila The Hammers tidak dapat bertahan di Premier League pada akhir musim 2012/13. West Ham yang kini berada di posisi ke-11 tabel klasemen, hanya terpaut tujuh angka dari Reading yang berada di posisi ke-18 atau urutan teratas zona degradasi.
Salah satu pemegang saham klub West Ham United, David Gold, telah melakukan diskusi dengan pemilik klub lainnya dan membeberkan hal tersebut kepada media, bila Sam Allardyce masih menginginkan jabatannya sebahai manajer The Hammers musim depan.
"David Sullivan dan saya telah sepakat bahwa permasalahan kontrak Allardyce akan ditentukan oleh posisi klub pada akhir musim ini. Bila ia berhasil membawa klub bertahan di Premier League, maka kesempatannya untuk mendapatkan kontrak baru akan sangat terbuka. Hal ini murni atas keputusan kami dan tidak bermaksud untuk mengalihkan perhatian tim. Kami hanya ingin klub dapat berada di posisi tertinggi yang mereka dapat raih," tutur Gold kepada The Mail.
Sam Allardyce telah mengambil posisi manajer pada awal musim 2012/13 dengan kontrak selama satu musim. Walaupun posisi The Hammers kini berada di peringkat ke-11, namun tim hanya berhasil memenangkan satu dari enam pertandingan terakhir. David Gold pun merasa kecewa atas kekalahan tim dari Aston Villa yang pada saat itu merupakan tim peringkat tiga terbawah.
"Hal ini sangat mengecewakan bagi kami dan fans. Setelah menempuh perjalanan ratusan mil, kami harus melihat tim kami kalah oleh peringakt tiga terbawah Premier League," tutur Gold melalui akun twitter-nya, walaupun pada akhirnya Gold menegaskan bahwa ia masih senang dengan kinerja Allardyce sebagai manajer tim.

informasi transfer pemain

Klub Premier League, West Ham United tampak santai menanggapi kabar yang mengatakan jika mereka sedang dalam tahap proses transfer David Beckham.

Midfielder berusia 38 tahun itu sejak awal musim kerap disebut bakal berlabuh di Boleyn Ground. Beckham memang santer dikabarkan ingin kembali bermain di Inggris, usai tak lagi memperpanjang masa karier di MLS bersama LA Galaxy.

Kehadirannya di kandang The Hammers, pada laga Piala FA antara West Ham versus Manchester United dianggap sebagai salah satu sinyal spekulasi tersebut. Apalagi sebelumnya manajer Sam Allardyce pernah mengungkapkan kans serupa.

Kendati demikian, kubu London timur menilai spekulasi semacam itu adalah hal yang wajar, ketika muncul pada masa bursa transfer. Salah seorang sumber bahkan menyebut jika Beckham enggan bermain untuk The Hammers.

sejarah ac milan

Awal masa terbentuk
Saremo una squadra di diavoli. I nostri colori saranno il rosso come il fuoco e il nero come la paura che incuteremo agli avversari!

Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C. 3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan Inggris dalam skuad inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk Internazionale. Masa GreNoLi
Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker). Tim di masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.
Era Nereo Rocco
Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu, Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4-1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua leg dramatis (3-0, 1-2).
Scudetto kesepuluh dan Seri B
Di tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan “bintang” untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk datang kepada “Rossoneri”: setelah memenangkan musim 1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan terdegradasi kembali.
The Dream Team
Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.
Era Sacchi
Sacchi memenangkan Seri A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990. Skuad kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper : Giovanni Galli
Bek : Mauro TassottiAlessandro CostacurtaFranco BaresiPaolo Maldini
Gelandang : Angelo ColomboFrank RijkaardCarlo AncelottiRoberto Donadoni
Penyerang : Ruud GullitMarco van Basten
Era Capello
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević (’17)(’18), Gianluigi Lentini (’26), Paolo Baldieri (’27)(’48)(’58), Christian Antigori (’68), dan Stefano Desideri (’78).
Masa masa sulit (Tabarez ke Terim)
1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Kristen Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.
2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi direksi harapan.
Era Ancelotti
Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti.
Pasang surut 2006-2008
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.
Pasca-Ancelotti
Era Leonardo
Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang “hijrah ke London”, tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:
Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar eks striker Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro[3]. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2[4]. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc’Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0[5] sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0[6].
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro[7], sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.[8] Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.
Era Allegri
Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City.

green street hooligans 2

Dave Bjorno, along with other members of the GSE, are arrested for participating in the fight at the end of the first film, and end up being sent to a tough prison. In prison, the GSE quickly discover the brutality of life on the inside, as they are constant targets of the superior numbered and better-financed Millwall crew. After a quick brawl the GSE get blamed for the assault and are transported to another prison where a huge number of Bushwackers are waiting for them. Soon after arrival the crew meet up with Marc and his crew, who declare their intentions to make the GSE's time in the prison tough. After throwing an insult about their deceased leader, Pete, they fight, are restrained and are, once again, blamed for the incident.
Soon after, Dave meets up with some Spurs supporters, who offer him advice about surviving in prison. They soon find out that this is not easy, because the Bushwackers are aided by a high ranking prison officer, Veronica, who flagrantly abuses her power to aid them, and also provides them with cigarettes and drugs. She also gives them a key to go where they want, which they use to attack a GSE member in Segregation, who is only narrowly rescued by an officer, Officer Mason, who also aids the GSE. They also use this key to gain access to and punish inmates who either cross them or do not follow on with payments.
The GSE realize that in order to survive, they need to stand their ground and, with the assistance of Dave, they corner and assault two of the Millwall fans. Soon after this Marc threatens Dave. Dave uses Marc's tactic against him and by beating up the Millwall fans and pretending to be the victims. Angered, Marc gains access to segregation where Dave is sleeping after being sent there and assaults him. However, after one too many Pete taunts, Dave gains the upper hand and is seen to be winning the brawl until Veronica and several police officers breaks it up.
Due to lack of space, the prison Governor asks Veronica and Officer Mason to select 63 people to set free, under the circumstances that they will not damage society if let go. Veronica intentionally chooses most of the Millwall fans, even though they are mostly troublesome, but the Governor spots this. Officer Mason provides a more suitable list of which he agrees to, apart from the three members of the GSE who have been trouble since they came. Veronica then asks for three of her Millwall fans to be set free instead, but the Governor has an idea to let them compete for this prize by arranging a football match.
Marc notices Dave's girlfriend at several visiting days and orders two of his friends on the outside to keep her hostage. Marc threatens Dave that he will kill his girlfriend unless he throws the match. Before the match begins, Dave informs his friend, Ivan of what is going to happen and tells him to call his friend to go over to the house and save his girlfriend.
As the match begins, a gruesome fight breaks out while play is going on and Dave deliberately plays badly so Millwall can win. However, the GSE arrive at Dave's house to save his girlfriend. Ivan then gives Dave the signal that she is okay, and Dave stops throwing the game. Millwall stand no chance with West Ham outplaying them completely and Dave scoring the winning goal. After the game ends, Marc, now distressed at Dave, goes up to him and threatens him, but Dave laughs in his face. He then orders his men to kill Dave's girlfriend, only to discover that the GSE are at the other end of his phone. At that moment, he and his two friends are detained for kidnapping Dave's girlfriend and Veronica is also arrested on a charge of drugs trafficking (Officer Mason had secretly informed on her). Officer Mason is promoted and Dave and his friends are set free.
The film ends with the 3 boys out of prison and, though Dave wants to spend time with his girlfriend, the GSE have organized a party for them to celebrate, which they accept.

profil balloteli

Italia yang saat ini bermain untuk Klub Manchester City yaitu Mario Balotelli. Mario Balotelli, adalh pemain muda berbakat yang berposisi sebagai Penyerang, Balotelli adalah pemain berbakat yang memiliki skill diatas rata-rata, namun Mario Balotelli adalah sosok pemain yang tempramental, sering berulah, dan susah diatur, seperti Wayne Rooney ketika baru bermain untuk Manchester United. Pemain yang memiliki nama lengkap Mario Balotelli Barwuah ini, lahir di Palermo, Italia pada tanggal 12 Agustus 1990. Bagi kamu yang ingin mengetahui Profil Mario Balotelli, Perjalanan Karir, Kehidupan Pribadi, dan Biografi lengkap dari mantan pemain Inter Milan ini. Berikut Profile dan Biography lengkap dari Mario Balotelli.


Profil Dan Biodata Lengkap Mario Balotelli

Nama Lengkap : Mario Balotelli Barwuah
Tempat Lahir : Palermo, Italia
Tanggal Lahir : 12 Agustus 1990
Kebangsaan : Italia
Posisi : Penyerang
Bermain di Klub : AC Milan

Profil Pemain

Mario Barwuah Balotelli lahir pada tanggal 12 Agustus 1990 di Palermo, Italia. Pemain berkebangsaan Italia ini terkenal sebagai striker hebat yang punya teknik yang bagus serta dapat bermain di posisi mana saja di bagian depan. Dia juga adalah pengambil set-piece yang bagus.

Balotelli lahir dari pasangan imigran asal Ghana, Thomas dan Rose Barwuah. Pada tahun 1993, saat berusia 3 tahun, keluarga Barwuah setuju untuk diadopsi oleh keluarga Balotelli. Adopsi ini resmi disahkan oleh pengadilan Brescia.

Pada usia 15 tahun, Balotelli mendapat promosi ke tim senior Lumezzane, dan debutnya berlangsung saat melawan Padova di Liga Italia Serie C1. Dia kahirnya dibeli oleh Inter Milan seharga 340 ribu Euro pada musim 2006-2007. Pada tanggal 16 Desember 2007, dia akhirnya bisa melakukan debut pertamanya bersama tim senior ketika menggantikan David Suazo di laga Liga Italia Serie A melawan Cagliari. 3 hari setelah itu dia menjadi pemain inti saat melawan Reggina di Coppa Italia dan mencetak 2 gol dalam kemenangan 4–1.

Pada musim keduanya di tim inti Inter Milan (2008-2009), Balotelli didera beberapa masalah kedisiplinan yang membuat pelatihnya Jose Mourinho tidak memasukkan dirinya dalam tim di putaran kedua musim yang dimulai Januari 2009. Pada awal musim 2008-2009, Mourinho juga menganggapnya kurang serius dalam berlatih.

Pada tanggal 7 Agustus 2007, 5 hari sebelum ulang tahunnya ke 17, dia mendapat panggilan untuk bergabung dengan tim nasional Ghana dari pelatih Claude Le Roy untuk berlaga di laga persahabatan melawan Senegal di New Den Stadium di London, Inggris yang berlangsung pada tanggal 21 Agustus 2007. Tetapi dia menolaknya, agar bisa menjaga peluangnya memperkuat tim nasional Italia begitu dia berhasil mendapatkan paspor Italia.

Pelatih tim Italia U-21, Pierluigi Casiraghi, kemudian memanggilnya untuk bergabung setelah Balotelli mendapatka kewarganegaraan Italia pada tanggal 13 Agustus 2008. he was awarded the Italian citizenship and has stated in a press conference on the same day his desire to play for the Italy under-21 team. Pada tanggal 29 Agustus 2008, Casiraghi resmi memanggilnya untuk memperkuat Italia melawan Yunani dan Kroasia. Gol internasional pertamanya terjadi saat melawan tim Yunani U-21.

Demikian sekilas mengenai Profil dan Biografi dari Mario Balotelli,

sejarah millwall fc

Millwall Football Club adalah sebuah klub sepak bola dari Inggris yang bermarkas di The New Den, Bermondsey, London. Saat ini bermain di Football League Championship, tingkat kedua sepakbola Inggris. Didirikan sebagai Millwall Rovers pada tahun 1885, klub tetap mempertahankan namanya meski telah terakhir bermain di Millwall sebuah daerah dari Isle of Dogs pada tahun 1910. Sejak saat itu hingga 1993 klub bermain di Den, sebuah stadion di New Cross yang sekarang sudah tidak berfungsi, sebelum pindah ke stadion baru hingga saat ini di Selatan Bermondsey, yang juga disebut Den.

sejarah west ham united

Sejarah West Ham dimulai tatkala kelompok pekerja galangan kapal ‘Thames Ironworks’ dibawah Dave Taylor dan pemilik Arnold Hills membentuk tim sepakbola pada tahun 1895 dengan nama Thames Ironworks Football Club.


Tim ini kemudian menjadi klub profesional pada tahun 1898, dimana mereka mulai bermain di liga Southern League divisi 2. Mereka langsung promosi ke divisi satu pada debutnya. Pada awalnya warna seragam tim adalah biru tua, tetapi mereka menambahkan warna kombinasi biru muda dan celana putih pada 1897. Baru pada tahun 1899 mereka merubah lagi warna seragam tim menjadi merah maron dan biru langit, warna yang terus dipakainya sampai sekarang.


Karena kesulitan finansial yang dialaminya, pada tahun 1900, Thames Ironworks FC kemudian hampir secara penuh dibubarkan dan kemudian dibentuk kembali tim baru bernama West Ham United Football Club. Karena berakar dari tim Thames Ironworks, mereka tetap memakai lambang yang sama, dan dikenal sampai sekarang sebagai ‘The Iron’ (Besi baja) atau ‘The Hammers’ (Palu) sampai sekarang.


Prestasi klub West Ham United sendiri pada masa lalu banyak dihabiskan di divisi 2 dan hanya beberapa kali masuk ke divisi satu. Mereka bahkan sempat berada di divisi 2 selama 30 tahun sebelum Ted Fenton membawa The Hammers promosi pada tahun 1958 dan membangun tim dengan pemain-pemain muda bertalenta tinggi.




Jumat, 22 Februari 2013

Green Street Hooligans

Directed by Lexi Alexander ; Produced by Donald Zuckerman, Deborah Del Prete ; Written by Lexi Alexander, Dougie Brimson, Josh Shelov ; Narrated by Elijah Wood ; Starring Elijah Wood, Charlie Hunnam, Claire Forlani, Leo Gregory ; Music by Terence Jay ; Distributed by Baker Street, OddLot Entertainment ; Release date(s) September 9, 2005 ; Running time 109 min. ; Country United Kingdom, United States ; Language English

Genre : Drama
Rated: R

Rottentomatoes : 46% (5.5/10)
NikenBicaraFilm

Sinopsis :
Matt Buckner(Elijah Wood) baru saja dikeluarkan dari jurusan jurnalisme di Harvard karena ditemukannya obat bius di dalam kamarnya – yang sebenarnya adalah milik roommatenya yang jahat, tapi terpaksa Matt yang jadi korban karena roommatenya ini berasal dari keluarga terpandang. Matt kemudian memutuskan untuk ke England mengunjungi kakak perempuannya Shannon (Claire Forlani) yang sudah menikah dengan Steve (Marc Warren). Matt kemudian menjalin pertemanan dengan adik laki-laki Steve, Pete (Charlie Hunnam) yang kemudian memperkenalkan Matt dengan dunianya: sebuah genk (they called it firm) supporter West Ham United yang tengah berupaya meningkatkan reputasinya di antara genk-genk lainnya.
eview:

Gag ada yang lebih nikmat emang daripada menonton film yang penuh dengan cowok-cowok inggris dengan aksen inggrisnya yang totally hot (#tolongtolongabaikansaja). Green Street Hooligans menceritakan tentang sebuah genk pemuja klub sepak bola, yang pastinya anggotanya adalah cowok-cowok Inggris yang hobi berkelahi. Whoaaa... adakah yang lebih seksi dari seorang england or cockney badboy? Tapi harapan saya menjadi buyar karena tokoh utamanya adalah seorang mantan hobbit dengan bulu mata yang lentik : Elijah Wood. Sungguh, kesalahan dimulai sejak pemilihan aktor utama. Masih kebayang di otak saya Elijah Wood memerankan Mr.Frodo – Lord of The Ring yang baik hati dan sok kuat tapi sebenarnya gag bisa apa-apa. Melepaskan imej-nya sebagai cowok baik-baik dengan tampang imut-imut masih sangat susah untuk dilakukan oleh seorang Elijah Wood. Ibarat aktor Indonesia, Elijah Wood seperti Sahrul Gunawan. Nah, bayangin aja seorang Sahrul Gunawan berperan jadi preman pasar yang hobi malakin pedagang. *oke, saya akui ini emang analogi yang buruk. Haha.

Wood sebenarnya berakting paling baik di sini – mungkin karena pengalamannya jauh lebih banyak dari aktor-aktor lainnya di sini, cuma kelemahannya memang adalah karakter facenya yang mustahil untuk tampil garang. Sedangkan aktor-aktor lainnya di sini berakting dengan sangat lemah. Akting mereka sama sekali gag meyakinkan, bahkan termasuk Charlie Hunnam – second character yang namanya nampang di poster film. Padahal dia termasuk cukup sentral di sini. Untung Charlie Hunnam sempet tampil shirtless di sini jadi setidaknya menambah poin plus di mata saya. Hahahaha... #tolongtolongabaikansajakecentilansayaini.

Semakin bertambah parah, karena adanya naskah dan alur cerita yang lemah. Setelah mencapai klimaks film, film ini kemudian berubah menjadi film ala drama yang klise dan sangat mudah ditebak. Saya pikir ini akan menjadi film jantan yang keras (*namanya aja udah ada hooligans-nya!) ala Fight Club, tapi hasilnya adalah film drama yang pathetic. Dialog-dialognya sangat average dan tidak kuat. Belum lagi pesan moral macam apa yang hendak ditampilkan oleh sang penulis naskah? Okelah pada awalnya film ini bercerita mengenai loyalitas dan persahabatan. Tapi persahabatan macam apa yang saling mengundang bahaya dengan sok cari musuh? Ada banyak adegan perkelahian di sini, seolah-olah ingin menonjolkan berandalan hooligan di Inggris sana yang bertarung tanpa alasan yang jelas selain meraih reputasi sebagai genk yang paling kuat. Astaga, kayak gag ada kerjaan yang lainnya. Dan biarpun film ini tentang genk yang awalnya dibentuk sebagai fans football, adegan sepakbolanya sendiri cuma nampil satu kali. Selebihnya perkelahian-perkelahian lainnya terjadi bahkan ketika pertandingan belum berjalan. Mengutip dari salah satu kritikus yang saya baca komentarnya mengenai film ini, film ini seolah-olah hendak menyampaikan suatu pesan:
“We learn that violence is bad, except when it feels good, or helps solve our problems” – Gary Thompson, Philadelphia Daily News.

*Watch out! Kalimat berikut mengandung Spoiler* Dan ketika Pete akhirnya tersungkur tidak bernyawa pada perkelahian di akhir film, tak ada kesedihan yang muncul di benak saya. Yang ada malah : Sukurin! Semua juga tahu bahwa hal-hal sok jagoan macam gini mungkin awalnya menyenangkan, tapi semua juga sudah tahu kalo nyawa berpeluang besar melayang... *oke, spoiler berakhir*.

Banyak konflik-konflik yang kemudian dilibatkan, berakhir di ‘awang-awang’ tanpa eksekusi yang manis. Contohnya, kayak bagaimana Matt berantem ama Bapaknya sendiri yang kerja sebagai jurnalis, serta bagaimana kakak perempuannya itu langsung pergi ke Inggris setelah ibu mereka meninggal. Hal ini disampaikan di film, namun nyatanya gag ada penyelesaian yang jelas sampai akhir. Intinya, perjalanan Matt ke England dan kemudian ia mulai belajar berkelahi (*once again, tanpa alasan yang jelas*), mengajarkan kepada Matt bahwa ia harus melawan. Makanya, *spoiler starts* di akhir film Matt akhirnya berani untuk melawan roommatenya yang ngeselin yang membuatnya harus keluar dari universitas terbaik di dunia. Tapi saya pikir, kenapa kayak gini aja harus nunggu belajar berkelahi dan harus nunggu dulu sampai ada yang mati?! *spoiler end*.